1. Daun Pepaya
Daun pepaya mengandung bahan aktif papain, sehingga
efektif untuk mengendalikan ulat dan
hama penghisap.
2. Biji Jarak
Biji Jarak mengandung reisin dan alkaloit, efektif untuk
mengendalikan ulat dan hama penghisap (dalam bentuk larutan), Juga
efektif untuk mengendalikan
nematoda/cacing (dalam bentuk serbuk).
3. Jeringau (Acorus
calamus L.)
Tanaman jeringau merupakan herba menahun dengan tinggi sekitar 75
cm. tumbuhan ini biasa tumbuh di tempat yang lembab, seperti rawa dan air pada
semua ketinggian tempat. Batang basah, pendek, membentuk rimpang dan berwarna
putih kotor. Perbanyakan dengan stek batang, rimpang atau dengan tunas-tunas
yang muncul dari buku-buku rimpang. Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai
pestisida nabati adalah rimpang. Rimpang dapat digunakan dalam dua bentuk yaitu
berbentuk tepung dan minyak. Untuk membuat tepung, rimpang diiris-iris,
dikeringkan kemudan ditumbuk. Sedangkan bentuk minyak dibuat dengan cara
diekstrak menggunakan soxhlet. Komposisi minyak rimpang jeringau terdiri dari
asarone (82%), kolamenol (5%), kolameone (1%0, metil eugenol (1%) dan eugenol
(0,3%)>. Rimpang jeringau dapat digunakan sebagai bahan insektisida yang
bekerja sebagai repellent (penolak
serangga), antifeedant (penurun nafsu makan), dan antifertilitas (pemandul).
Tepung rimpang jerungau dengan konsentrasi 3-5% berpengaruh terhadap mortalitas
serangga Sitophilus sp.
Rimpang jeringau bisa juga dimanfaatkan untuk membasmi bberapa jenis kutu,
rayap dan walang sangit.
4. Pacar Cina
Pacar Cina mengandung minyak atsiri, alkaloid, saponin,
flavonoin, dan tanin. Efektif
untuk mengendalikan hama ulat.
5. Rendaman Daun Tembakau (Nicotium
tabacum)
Daun tembakau mengandung nikotin. Efektif untuk mengendalikan hama penghisap.
6. Daun Sirih Hutan
Daun sirih hutan mengandung fenol dan kavokol. Efektif untuk hama penghisap.
7. Umbi Gadung
Umbi gadung mengandung diosgenin, steroid saponin, alkohol dan
fenol. Efektif untuk mengendalikan
ulat dan hama penghisap.
8. Mimba (Azadirachta
indica)
Merupakan salah satu tanaman hutan yang termasuk golongan tanaman
serba guna (multipurposes tree species) dan tumbuh pada ketinggian 1 m – 1100 m
dpl. Pohon ini dapat mencapai ketinggian 10m – 15 m . Bahan aktif yang
terkandung dalam tanaman ini antara lain Azadirachtin (C35H44O16)
meliantriol, selanin dan nimbin. Bahan aktiv ini terdapat disemua bagian
tanaman dan paling tinggi dibagian biji sebesar 35 % - 45 %. Pembuatan
insektisida dapat dilakukan secara sederhana yaitu dengan menghaluskan daun dan
biji mimba lalu mencampur dengan 10- 20 liter air dan di biarkan selama 24 jam.
Formula ini dapat dipakai untuk menyemprot hama dan jamur yang menyerang
tanaman persemaian seluas 2000 m2. Apabila tidak ada hujan lebat perlakuan ini
dapat bertahan selama 2 minggu. Insektisida
ini tidak dapat membunuh serangga secara cepat, tapi berpengaruh terhadap daya
makan, pertumbuhan, daya reproduksi, proses pergantian kulit, hambatan proses
pembentukan serangga dewasa yang menghambat perkawinan.
9. Sirsak (Annona
muricata) dan Srikaya (A.squamosa)
Buah yang mentah, biji, daun dan akar sirsak mengandung 42%-45%
lemak. Anonian dan resin yang dapat bekerja sebagai racun perut dan racun
kontak serangga. Ekstrak daun sirsak dapat dimanfaatkan untuk menanggulangi
hama belalang dan hama lainnya. Selain itu daun dan bijinya dapat berperan sebagai penolak serangga (repellent) dan
penghambat makan (antifeedant) bagi serangga.
10. Daun Gamal
Daun gamal mengandung Tanin. Efektif untuk mengendalikan
ulat dan hama penghisap. Daun gamal bila ditambah dengan minyak tanah dan
detergen akan dapat dipakai sebagai
insektisida. Penggunaan nya harus hati2 karena dengan adanya minyak tanah
mengakibatkan tanaman terbakar dan bau bila mendekati panen.
11. Piretrum (Chrysanthenum
cierarianefolium)
Merupakan tumbuhan semak dengan tinggi 20 cm – 70 cm. Bagian
tumbuhan yang dapat digunakan sebagai pestisida adalah bunganya dengan bahan
aktif berupa piretin dengan kandungan antara 0,73 % - 2,91 %. Tepung bunganya
pada konsentrasi 0,5 % (dicampur dengan biji-bijian) dapat untuk mengendalikan hama gudang dalam waktu 24 jam.
12. Babandotan (Ageratum
conyzoides)
Babadotan berdaun tunggal, bertangkai, bentuk bulat telur, tepi
bergigi, ujung runcing, pangkal membulat, panjang 3-4 cm, lebar 1-2,5 cm, letak
berhadapan bersilang dan berwarna hijau. Babandotan merupakan tumbuhan yang
berbentuk herba yang banyak tumbuh dikawasan hutan sampai ketinggian 2.100 m
dpl. Daun babandotan mengandung senyawa saponin, flavanoid dan palifenol. Untuk
pembuatan insektisida, daun dihaluskan dan dicampur dengan pelarut. Cara lain
bisa dengan cara mengekstrak dengan mencampur methanol pada konsentrasi 1 %. Insektisida ini sangat efektif untuk
mengendalikan larva atau pupa yang banyak menyerang persemaian tanaman hutan,
seperti hama kupu kuning pada persemaian sengon atau hama penggerek pucuk pada
tanaman mahoni.
13. Saga (Abrus
precatorius)
Merupakan tanaman perdu memanjat yang banyak tumbuh di tempat
dengan ketinggian 1 m – 1000 m dpl. Batang kecil dengan tinggi pohon mencapai 2
– 5 m. Biji saga mengandung bahan aktif insektisida berupa tanin dan
toksabulmin. Dengan menumbuk biji menjadi tepung terigu konsentrasi 5 % dapat
digunakan untuk mengendalikan hama
gudang selama 3 bulan.
14.Mindi (Melia Azedarch)
Merupakan salah satu tanaman hutan yang termasuk golongan tanaman
serba guna dan terdapat banyak pada ketinggian 1-100 m dpl. Mindi merupakan
pohon, bercabang dan tinggi mencapai 20 meter. Bahan aktif yang terdapat dalam
kandungan bagian tanaman mindi sama dengan yang terdapat pada mimba. Pembuatan
insektisida dapat dilakukan dengan merendam 150 gram pucuk segar dalam 1 liter
air selama 24 jam. Saringan air rendaman disemprotkan ke tempat pembibitan yang
terserang hama. Bijinya yang dilarutkan dengan air ditambah sedikit deterjen
juga dapat digunakan untuk mengendalikan
hama yang menyerang persemaian atau tamana muda di lapangan.
15.Mahoni (Swietenia spp)
Selain kayunya buah mahoni juga mengandung senyawa yang mirip
dengan BHC (Butane Hexane Chlor) sebesar 0,005 ppm. Senyawa BHC atau nama
barunya HCH (Hexa Chlorosiclo Hexana) merupakan insektisida organoklorida yang
bersifat racun perut dan racun pernapasan. Pembuatan insektisida dari buah
mahoni dengan jalan merendam 150 gram biji mahoni dalam 1 liter air selama 24
jam. Insektisida nabati ini dapat
digunakan untuk mengendalikan hama kupu kuning dan ulat kantong yang banyak
menyerang persemaian dan tanaman muda sengon.
16.Akar Tuba (Derris elliptica)
Akar Tuba merupakan tumbuhan berkayu memanjat (liana)
memiliki 7 – 15 pasang daun pada tiap rantingnya. Tanaman Akar Tuba ini
memiliki daun muda berambut kaku pada kedua permukaannya. Dibagian bawah
daun diliputi oleh bulu lembut berwarna perang. Batangnya merambat dengan ketinggian
hingga 10 meter. Ranting-ranting Tuba tua berwarna kecoklatan. Bagian tanaman
yang digunakan adalah akarnya. Akar dipotong-potong dan ditumbuk kemudian
direndam air selama 24 jam. Tanaman Tuba merupakan penghasil bahan beracun yang
dapat digunakan untuk mengendalikan hama serangga, baik di luar ruangan maupun
di dalam ruangan. Bahan utama yang terkandung dalam akar tuba adalah Rotenon.
Bahan aktif lain yang terdapat pada akar tanaman Tuba adalah Deguelin,
Elliptone dan Toxicarol. Akar Tuba memiliki spektrum yang luas. Beberapa
serangga target yang bisa dikendalikan dengan akar Tuba adalah serangga
Lepidoptera, larv Coleoptera, Aphis, nyamuk, Coccus viridis dan
Myzus persicae.
17. Bitung/Hutung
(Barringtonia acutangula BL.)
Biji langsung dapat digunakan sebagai pestisida nabati dengan
mencampurnya dengan pelarut atau dikeringkan terlebih dulu kemudian dibuat
tepung. Biji Bitung mengandung saponin dan triterpenoids. Biji Bitung yang
diekstrak mampu menghambat pertumbuhan larva Crucila trifenestrata sebesar
35% dan mampu mempengaruhi fekunditas (produksi telur) serangga sekitar 60%.
Tepung biji Bitung yang dicampurkan ke dalam tepung terigu pada konsentrasi 10%
mampu menolak populasi serangga Sitophilus sp sampai dengan 80%
dan membunuh 60% populasi serangga Sitophilus sp.
Sumber :
Kardinan, A. 2000. Pestisida Nabati Ramuan &
Aplikasi. Penebar Swadaya. Jakarta.
Novizan, Ir. 2004. Membuat dan Memenfaatkan Pestisida
Ramah Lingkungan. Kanisius. Yogyakarta