Rabu, 06 Februari 2013

Macam2 Pestisida Nabati / Alami


1. Daun Pepaya
Daun pepaya mengandung bahan aktif  papain,  sehingga efektif untuk mengendalikan ulat dan hama penghisap.

2.  Biji Jarak
Biji Jarak mengandung reisin dan alkaloit,  efektif untuk mengendalikan ulat dan hama penghisap (dalam bentuk larutan),  Juga efektif untuk mengendalikan nematoda/cacing (dalam bentuk serbuk).

3.  Jeringau (Acorus calamus L.)
Tanaman jeringau merupakan herba menahun dengan tinggi sekitar 75 cm. tumbuhan ini biasa tumbuh di tempat yang lembab, seperti rawa dan air pada semua ketinggian tempat. Batang basah, pendek, membentuk rimpang dan berwarna putih kotor. Perbanyakan dengan stek batang, rimpang atau dengan tunas-tunas yang muncul dari buku-buku rimpang. Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai pestisida nabati adalah rimpang. Rimpang dapat digunakan dalam dua bentuk yaitu berbentuk tepung dan minyak. Untuk membuat tepung, rimpang diiris-iris, dikeringkan kemudan ditumbuk. Sedangkan bentuk minyak dibuat dengan cara diekstrak menggunakan soxhlet. Komposisi minyak rimpang jeringau terdiri dari asarone (82%), kolamenol (5%), kolameone (1%0, metil eugenol (1%) dan eugenol (0,3%)>. Rimpang jeringau dapat digunakan sebagai bahan insektisida yang bekerja sebagai repellent (penolak serangga), antifeedant (penurun nafsu makan), dan antifertilitas (pemandul). Tepung rimpang jerungau dengan konsentrasi 3-5% berpengaruh terhadap mortalitas serangga Sitophilus sp. Rimpang jeringau bisa juga dimanfaatkan untuk membasmi bberapa jenis kutu, rayap dan walang sangit.

4.  Pacar Cina
Pacar Cina mengandung minyak atsiri, alkaloid, saponin, flavonoin,  dan tanin.  Efektif untuk mengendalikan hama ulat.

5.  Rendaman Daun Tembakau (Nicotium tabacum)
Daun tembakau mengandung  nikotin.  Efektif untuk mengendalikan hama penghisap.



6.  Daun Sirih Hutan
Daun sirih hutan mengandung fenol dan kavokol. Efektif untuk hama penghisap.

7.  Umbi Gadung
Umbi gadung mengandung diosgenin, steroid saponin, alkohol dan fenol.  Efektif untuk mengendalikan ulat dan hama penghisap.

8.  Mimba (Azadirachta indica)
Merupakan salah satu tanaman hutan yang termasuk golongan tanaman serba guna (multipurposes tree species) dan tumbuh pada ketinggian 1 m – 1100 m dpl. Pohon ini dapat mencapai ketinggian 10m – 15 m . Bahan aktif yang terkandung dalam tanaman ini antara lain Azadirachtin (C35H44O16) meliantriol, selanin dan nimbin. Bahan aktiv ini terdapat disemua bagian tanaman dan paling tinggi dibagian biji sebesar 35 % - 45 %. Pembuatan insektisida dapat dilakukan secara sederhana yaitu dengan menghaluskan daun dan biji mimba lalu mencampur dengan 10- 20 liter air dan di biarkan selama 24 jam. Formula ini dapat dipakai untuk menyemprot hama dan jamur yang menyerang tanaman persemaian seluas 2000 m2. Apabila tidak ada hujan lebat perlakuan ini dapat bertahan selama 2 minggu. Insektisida ini tidak dapat membunuh serangga secara cepat, tapi berpengaruh terhadap daya makan, pertumbuhan, daya reproduksi, proses pergantian kulit, hambatan proses pembentukan serangga dewasa yang menghambat perkawinan.

9.  Sirsak (Annona muricata) dan Srikaya (A.squamosa)
Buah yang mentah, biji, daun dan akar sirsak mengandung 42%-45% lemak. Anonian dan resin yang dapat bekerja sebagai racun perut dan racun kontak serangga. Ekstrak daun sirsak dapat dimanfaatkan untuk menanggulangi hama belalang dan hama lainnya. Selain itu daun dan bijinya dapat berperan sebagai penolak serangga (repellent) dan penghambat makan (antifeedant) bagi serangga.

10.  Daun Gamal
Daun gamal mengandung Tanin.  Efektif untuk mengendalikan ulat dan hama penghisap. Daun gamal bila ditambah dengan minyak tanah dan detergen akan dapat dipakai sebagai insektisida.  Penggunaan nya harus hati2 karena dengan adanya minyak tanah mengakibatkan tanaman terbakar dan bau bila mendekati panen.

11.  Piretrum (Chrysanthenum cierarianefolium)
Merupakan tumbuhan semak dengan tinggi 20 cm – 70 cm. Bagian tumbuhan yang dapat digunakan sebagai pestisida adalah bunganya dengan bahan aktif berupa piretin dengan kandungan antara 0,73 % - 2,91 %. Tepung bunganya pada konsentrasi 0,5 % (dicampur dengan biji-bijian) dapat untuk mengendalikan hama gudang dalam waktu 24 jam.

12. Babandotan (Ageratum conyzoides)
Babadotan berdaun tunggal, bertangkai, bentuk bulat telur, tepi bergigi, ujung runcing, pangkal membulat, panjang 3-4 cm, lebar 1-2,5 cm, letak berhadapan bersilang dan berwarna hijau. Babandotan merupakan tumbuhan yang berbentuk herba yang banyak tumbuh dikawasan hutan sampai ketinggian 2.100 m dpl. Daun babandotan mengandung senyawa saponin, flavanoid dan palifenol. Untuk pembuatan insektisida, daun dihaluskan dan dicampur dengan pelarut. Cara lain bisa dengan cara mengekstrak dengan mencampur methanol pada konsentrasi 1 %. Insektisida ini sangat efektif untuk mengendalikan larva atau pupa yang banyak menyerang persemaian tanaman hutan, seperti hama kupu kuning pada persemaian sengon atau hama penggerek pucuk pada tanaman mahoni.

13. Saga (Abrus precatorius)
Merupakan tanaman perdu memanjat yang banyak tumbuh di tempat dengan ketinggian 1 m – 1000 m dpl. Batang kecil dengan tinggi pohon mencapai 2 – 5 m. Biji saga mengandung bahan aktif insektisida berupa tanin dan toksabulmin. Dengan menumbuk biji menjadi tepung terigu konsentrasi 5 % dapat digunakan untuk mengendalikan hama gudang selama 3 bulan.

14.Mindi (Melia Azedarch)
Merupakan salah satu tanaman hutan yang termasuk golongan tanaman serba guna dan terdapat banyak pada ketinggian 1-100 m dpl. Mindi merupakan pohon, bercabang dan tinggi mencapai 20 meter. Bahan aktif yang terdapat dalam kandungan bagian tanaman mindi sama dengan yang terdapat pada mimba. Pembuatan insektisida dapat dilakukan dengan merendam 150 gram pucuk segar dalam 1 liter air selama 24 jam. Saringan air rendaman disemprotkan ke tempat pembibitan yang terserang hama. Bijinya yang dilarutkan dengan air ditambah sedikit deterjen juga dapat digunakan untuk mengendalikan hama yang menyerang persemaian atau tamana muda di lapangan.
15.Mahoni (Swietenia spp)
Selain kayunya buah mahoni juga mengandung senyawa yang mirip dengan BHC (Butane Hexane Chlor) sebesar 0,005 ppm. Senyawa BHC atau nama barunya HCH (Hexa Chlorosiclo Hexana) merupakan insektisida organoklorida yang bersifat racun perut dan racun pernapasan. Pembuatan insektisida dari buah mahoni dengan jalan merendam 150 gram biji mahoni dalam 1 liter air selama 24 jam. Insektisida nabati ini dapat digunakan untuk mengendalikan hama kupu kuning dan ulat kantong yang banyak menyerang persemaian dan tanaman muda sengon

16.Akar Tuba (Derris elliptica)
Akar Tuba merupakan tumbuhan berkayu memanjat (liana) memiliki  7 – 15 pasang daun pada tiap rantingnya. Tanaman Akar Tuba ini memiliki  daun muda berambut kaku pada kedua permukaannya. Dibagian bawah daun diliputi oleh bulu lembut berwarna perang. Batangnya merambat dengan ketinggian hingga 10 meter. Ranting-ranting Tuba tua berwarna kecoklatan. Bagian tanaman yang digunakan adalah akarnya. Akar dipotong-potong dan ditumbuk kemudian direndam air selama 24 jam. Tanaman Tuba merupakan penghasil bahan beracun yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama serangga, baik di luar ruangan maupun di dalam ruangan. Bahan utama yang terkandung dalam akar tuba adalah Rotenon. Bahan aktif lain yang terdapat pada akar tanaman Tuba adalah Deguelin, Elliptone dan Toxicarol. Akar Tuba memiliki spektrum yang luas. Beberapa serangga target yang bisa dikendalikan dengan akar Tuba adalah serangga Lepidoptera, larv Coleoptera,  Aphis, nyamuk, Coccus viridis dan Myzus persicae.

17.    Bitung/Hutung
(Barringtonia acutangula BL.)
Biji langsung dapat digunakan sebagai pestisida nabati dengan mencampurnya dengan pelarut atau dikeringkan terlebih dulu kemudian dibuat tepung. Biji Bitung mengandung saponin dan triterpenoids. Biji Bitung yang diekstrak mampu menghambat pertumbuhan larva Crucila trifenestrata sebesar 35% dan mampu mempengaruhi fekunditas (produksi telur) serangga sekitar 60%. Tepung biji Bitung yang dicampurkan ke dalam tepung terigu pada konsentrasi 10% mampu menolak populasi serangga Sitophilus sp sampai dengan 80% dan membunuh 60% populasi serangga Sitophilus sp.

Sumber :
Kardinan, A. 2000. Pestisida Nabati Ramuan & Aplikasi. Penebar Swadaya. Jakarta.
Novizan, Ir. 2004. Membuat dan Memenfaatkan Pestisida Ramah Lingkungan. Kanisius. Yogyakarta

2 komentar: