Kamis, 21 Februari 2013

Dekomposer Bahan Lokal


LEMBAR INFORMASI PERTANIAN
 
MEMBUAT PENGURAI BAHAN ORGANIK (DEKOMPOSER)


            Untuk mengomposkan bahan-bahan organik seperti jerami diperlukan cairan sebagai pengurai (dekomposer). Cairan pengurai (dekomposer) dapat dibuat dari bahan-bahan yang tersedia di sekitar kita antara lain:

No.
Bahan – Bahan
Jumlah
Keterangan
1.
Dedak Halus (Huut)
1 kg
Sumber karbohidrat untuk bakteri.
2.
Air Kelapa
2 liter
Sumber gula untuk bakteri
3.
Terasi
2 ons
Sumber bakteri dekomposer
4.
Air Bersih
3 liter
Pencampur dan pelarut

Cara Pembuatan:
1.    Air kelapa diangin-anginkan di tempat teduh selama 3 hari.
2.   Terasi dan dedak dilarutkan dengan air hangat sebanyak 3 liter, kemudian diaduk, biarkan sampai dingin.
3.  Masukan air kelapa kedalam larutan terasi dan dedak yang telah dingin, kemudian diaduk sampai rata.
4.  Tutup rapat dengan plastik dan simpan di tempat teduh, setiap 2 hari diaduk kemudian tutup rapat kembali.
5.    Setelah 5-7 hari proses sudah selesai., dengan tanda campuran berbusa dan bau asam.
6.    Saring dan simpan pada jerigen yang bersih.

Cara Aplikasi Dekomposer untuk Membuat Kompos Jerami
Bahan-bahan:
1.    Jerami padi 1 bagian.
2.    Sekam padi 1 bagian
3.    Bekatul (dedak halus) 1-2 kg (secukupnya)
4.    Cairan dekompoposer 1 liter.
5.    Mollase (tetes nira tebu) 10-20 cc atau atau 1-2 sendok makan gula pasir.
6.    Air bersih secukupnya.

Cara Pembuatan Kompos Jerami:
Jerami dipotong-potong hingga ukuran 2,5-5 cm, kemudian campurkan dengan sekam padi. Buat tumpukan campuran jerami dan sekam padi setinggi ± 20 cm. Taburkan dedak halus di atas tumpukan tersebut. Kemudian siram dengan air yang telah dicampur larutan dekomposer yang telah dibuat di atas dengan perbandingan 1 liter cairan dekomposer setiap 10 liter air bersih. (1 liter : 10 liter). Buat tumpukan serupa hingga tinggi tumpukan total ± 1 meter. Tutup dengan terpal. Setiap hari dicek, lakukan pembalikan/pengadukan. Jika tampak kering siram secukupnya, kemudian tutup kembali.
 (dari berbagai sumber)




Yusep Yustiana, SP
PPL Kota Banjar

Sabtu, 09 Februari 2013

PAKAN KAMBING

( Seri Budidaya Kambing PE )

Mengenal Metabolisme Kambing.

Sistem pencernaan kambing merupakan sistem pencernaan yang sederhana dengan cecum dan usus yang besar.  Hal ini memungkinkan kambing dapat makan dan memanfaatkan bahan-bahan hijauan, rumput dan sejenisnya.  Bahan-bahan itu dicerna oleh bakteri di saluran cerna bagian bawah seperti yang terjadi pada saluran cerna kuda. Kambing termasuk jenis ternak pseudo-ruminant, yaitu herbivora yang tidak dapat merncerna serat-serat secara baik. Ia memfermentasi pakan di usus belakangnya. Fermentasi hanya terjadi di caecum (bagian pertama usus besar) , yang kurang lebih merupakan 50% dari seluruh kapasitas saluran perncernaannya.


Tidak seperti halnya hewan mamalia yang lain, kambing mempunyai kebiasaan makan feses yang sudah dikeluarkan.  Sifat ini disebut coprophagy, keadaan ini sangat umum terjadi pada kambing dan hal ini terjadi berdasar pada konstruksi saluran pencernaannya.  Sifat coprophagy biasanya terjadi pada malam atau pagi hari berikutnya.  Feses yang berwarna hijau muda dan konsistensi lembek itu dimakan lagi oleh kambing.  Feses yang dikeluarkan pada siang hari dan telah berwarna coklat serta mengeras, tidak dimakan.  Hal ini memungkinkan kambing itu  memanfaatkan secara penuh pencernaan bakteri di saluran bagian bawah, yaitu mengkonversi protein asal hijauan menjadi protein bakteri yang berkualitas tinggi, mensintesis vitamin B dan memecahkan selulose atau serat menjadi energi yang berguna,  Jadi sifat coprophagy  sebenarnya memang menguntungkan bagi proses pencernaan.

Walaupun memiliki caecum yang besar, kambing ternyata tidak mampu mencerna bahan-bahan organik dan serat kasar dari hijauan sebanyak yang dapat dicerna oleh ternak ruminansia murni. Daya cerna kambing dalam mengonsumsi hijauan daun mungkin hanya 10%. Di alam, kambing liar dapat memenuhi kebutuhannya sendiri dengan jenis pakan yang di kehendaki. Jumlah pakan minimal dan ragam pakan dapat terpenuhi sehingga terjadi keseimbangan dalam pertumbuhan, kesehatan dan perkembangbiakannya. Kalau kebutuhan itu tidak tercapai, dengan sendirinya kambing berangsur-angsur gugur menghadapi seleksi alam.

Untuk kambing yang di ternak dan hidupnya terbatas di sekeliling kandang. Kelangsungan hidupnya sangat di tentukan oleh perhatian dan perawatan dari si empunya. Jenis, jumlah, dan mutu pakan yang diberikan sangat menentukan pertumbuhan, kesehatan, dan perkembangbiakannya.

Jenis-jenis Pakan Kambing PE

 
Campuran konsentrat atau bijian dapat diramu sendiri, atau dapat juga diberi secara komersial.  Paling sedikit dalam satu campuran ada 2 macam atau jenis bijian hingga nafsu makan dapat ditingkatkan.  Biji-bijian yang telah dikenal tingkat kesukaannya adalah yang pertama oat wheat, sorghum, dan jagung.  Biji kapas hendanya tidak dipakai sebagai suplemen protein karena mengandung racun yaitu gossypol.

Jerami yang digunakan haruslah yang berkualitas baik, kaya gizi dan bersih jerami legume misalnya alfalfa lebih disukai, karena kadar proteinnya tinggi, bersih dan banyak daunnya.  Ini dapat digunakan sebagai satu-satunya bahkan pakan untuk induk yang sedang kering, pejantan serta kambing yang lebih tua, sedangkan untuk kambing yang sedang laktasi dapat digunakan sampai batas 40%.  Jerami rumput kualitasnya lebih rendah sehingga penggunaannya jangan lebih dari 10% dari seluruh ransom.

Bahan-bahan pakan hijauan lainnya dapat digunakan bila tersedia.  Hijauan itu misalnya hijauan dari tanaman pekarangan, akar-akaran atau umbi.  Bila hijauan atau bahan itu dipakai, hendaknya hanya diberikan kepada anak-anak kambing yang telah berumue labih dari 3 bulan serta kambing dewasa, pada tingkat 1,5% dari berat badannya.  Bahan-bahan yang dimaksudkan tadi meliputi beet (akar dan batang), kobis, woortel (akar dan batang), kale, kentang, ubi jalar, turnip, rumput dan daun-daun lain.

Pakan hijauan yang seimbang terdiri dari hijauan, hay (rumput kering), biji-bijian, umbi-umbian, dan konsentrat. yukk kita jabarin satu-satu…

  1. Hijauan, sebagai makanan pokok kambing lazim di berikan oleh peternak kambing tradisional. Pakan hijauan yang diberikan antara lain gamal, kalianda, turi, rumput lapangan, limbah sayuran (kangkung,sawi,wortel,lobak,caisim,kol, daun singkong),daun kacang tanah, daun dan batang jagung, daun pepaya, talas, dll). Hijauan untuk pakan kambing jangan diberikan dalam bentuk ‘segar’, tapi telah dilayukan terlebih dulu untuk mengurangi kadar airnya. Proses pelayuan selain untuk mempertinggi kadar serat kasar, juga menghilangkan getah atau racun yang dapat menimbulkan kejang-kejang atau mencret. Pemberian pakan berupa kubis atau limbah sayuran lain akan membuat kencing kambing keluar berlebihan. Soalnya limbah itu memiliki kandungan air tinggi. 
  2.  Hay adalah rumput awetan yang dipotong menjelang berbunga. Rumput itu di keringkan secara bertahap sehingga kandungan gizinya tidak rusak, sekaligus mempertinggi kadar kandungan serat kasarnya. Bahan untuk hay antara lain rumput gajah, pucuk tebu, atau rumput lapangan menjelang berbunga. Daun kacang-kacangan yang dilayukan lalu di keringkan seperti hay, juga disukai kambing.Ketika kambing sakit terserang mencret, pemberian hijauan dihentikan. Sebagai gantinya diberikan 100% hay. 
  3.  Biji-bijian berfungsi sebagai makanan penguat. Pakan ini diberikan terutama untuk kambing bunting dan yang sedang menyusui. Jenis pakannya bisa jagung, padi, gandum,kedelai,kacang tanah, dan kacang hijau. Biji-bijian itu sebaiknya digiling atau ditumbuk lebih dulu. Kalau pemberian biji-bijian terasa mahal, dapat dimanfaatkan bekatul, bungkil tahu, bungkil kelapa, atau bungkil kacang tanah. Kambing muda yang dibesarkan melulu dengan pakan hijauan, sampai umur empat bulan bobot hidupnya hanya sekitar 1.5 kg. Kalau pakannya di tambah bekatul atau biji-bijian,kambing muda umur empat bulan bisa mencapai bobot rata-rata 4 kg untuk New Zealand White, Californian, dan kambing potong lainnya. 
  4.  Umbi-umbian;  Ubi jalar, songkong, uwi, talas dan umbi-umbi lainnya dapat diberikan untuk kambing sebagia pakan tambahan. Sebaiknya umbi yang beracun seperti singkong jangan diberikan mentah, tapi sudah direbus dulu atau dikeringkan menjadi gaplek. 
  5.  Konsentrat dalam peternakan kambing berfungsi untuk meningkatkan nilai gizi pakan dan mempermudah penyediaan pakan. Konsentrat sebagai ransum diberikan sebagai pakan tambahan atau pakan penguat, kalau pakan pokoknya hijauan. Konsentran untuk kambing dapat berupa pelet (buatan pabrik),bekatul, bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, ampas tahu, ampas tapioka, atau gaplek. 


Seperti halnya semua jenis hewan, kambing membutuhkan karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin dan air.  Jumlah kebutuhannya tegantung pada umur, tujuan produksi serta laju atau kecepatan pertumbuhannya.  Air yang bersih merupakan suatu keharusan, seekor kambing betina dapat menghabiskan air sebanyak 4 liter per hari.  Kebutuhan mineral diberikan dalam bentuk garam.  Tingkat protein dalam pakannya dibagi menjadi 2 macam ransum, pertama 16% dan yang kedua 14%.  Ransum itu masing-masing diberikan kepad kambing yang kebutuhan gizinya tinggi dan yang kebutuhan gizinya rendah.       

Sumber : dari berbagai sumber yang dapat dipertanggung jawabkan.


Mudah-mudahan bermanfaat !!!  :).

Kamis, 07 Februari 2013

DODOL TOMAT

KOMPOSISI BAHAN DODOL TOMAT
v  2  Kg   buah tomat matang                                         - 100 Gram wijen
v  800-1000  gram Gula Putih / secukupnya                  - 1 sdt garam halus
v  200 gram tepung ketan sangrai                                  - 3 sdm mentega
v  2 gelas santan kanil (dari 2 butir kelapa tua)

LANGKAH KERJA
  1. Pilih buah tomat  yang matang berwarna jingga
  2. Cuci buah tomat pada air mengalir, tiriskan.
  3. Blanshing buah tomat dalam air panas selama 5 menit tiriskan
  4. Potong-potong buah tomat lalu haluskan dengan blender hingga diperoleh bubur buah
  5. Saring bubur buah dengan kain saring hingga diperoleh sari buah dan ampasnya
  6. Campur dengan bahan lainnya (santan, tepung ketan sangrai, gula pasir, garam) aduk rata.
  7. Masak adonan tadi atur apinya sambil diaduk terus (diguis) hingga adonan menggulung     (Kalis) dan tidak lengket di wajan
  8. Masukkan wijen sangrai dan mentega aduk rata
  9. Siapkan loyang plastik olesi dengan mentega kemudian tuangkan dodol kedalamnya ratakan
  10. Dinginkan dodol hingga membeku
  11. Potong-potong dodol sesuai selera kemudian bungkus dengan pembungkus dodol/plastik meka..
  12. Kemas dodol dalam kemasan plastik/.dus dan dodol tomat sudah  siap dipasarkan.  
MUDAH-MUDAHAN BERMANFAAT !
SELAMAT MENCOBA !!!

Resep lain yang tersedia, diantaranya :
  1. Manisan buah-buahan (terung, tomat, cabe hijau)
  2. Dodol buah-buahan (salak, nangka, tomat, nenas, pisang
  3. Selai buah2an (nenas, nangka, stroberry, jambu biji)
  4. Sirup buah-buahan (Jeruk nipis, pala, jambu biji)

Untuk yang berminat mencoba resep di atas, bisa request sama pak mantri.
Terimakasih

Rabu, 06 Februari 2013

Macam2 Pestisida Nabati / Alami


1. Daun Pepaya
Daun pepaya mengandung bahan aktif  papain,  sehingga efektif untuk mengendalikan ulat dan hama penghisap.

2.  Biji Jarak
Biji Jarak mengandung reisin dan alkaloit,  efektif untuk mengendalikan ulat dan hama penghisap (dalam bentuk larutan),  Juga efektif untuk mengendalikan nematoda/cacing (dalam bentuk serbuk).

3.  Jeringau (Acorus calamus L.)
Tanaman jeringau merupakan herba menahun dengan tinggi sekitar 75 cm. tumbuhan ini biasa tumbuh di tempat yang lembab, seperti rawa dan air pada semua ketinggian tempat. Batang basah, pendek, membentuk rimpang dan berwarna putih kotor. Perbanyakan dengan stek batang, rimpang atau dengan tunas-tunas yang muncul dari buku-buku rimpang. Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai pestisida nabati adalah rimpang. Rimpang dapat digunakan dalam dua bentuk yaitu berbentuk tepung dan minyak. Untuk membuat tepung, rimpang diiris-iris, dikeringkan kemudan ditumbuk. Sedangkan bentuk minyak dibuat dengan cara diekstrak menggunakan soxhlet. Komposisi minyak rimpang jeringau terdiri dari asarone (82%), kolamenol (5%), kolameone (1%0, metil eugenol (1%) dan eugenol (0,3%)>. Rimpang jeringau dapat digunakan sebagai bahan insektisida yang bekerja sebagai repellent (penolak serangga), antifeedant (penurun nafsu makan), dan antifertilitas (pemandul). Tepung rimpang jerungau dengan konsentrasi 3-5% berpengaruh terhadap mortalitas serangga Sitophilus sp. Rimpang jeringau bisa juga dimanfaatkan untuk membasmi bberapa jenis kutu, rayap dan walang sangit.

4.  Pacar Cina
Pacar Cina mengandung minyak atsiri, alkaloid, saponin, flavonoin,  dan tanin.  Efektif untuk mengendalikan hama ulat.

5.  Rendaman Daun Tembakau (Nicotium tabacum)
Daun tembakau mengandung  nikotin.  Efektif untuk mengendalikan hama penghisap.



6.  Daun Sirih Hutan
Daun sirih hutan mengandung fenol dan kavokol. Efektif untuk hama penghisap.

7.  Umbi Gadung
Umbi gadung mengandung diosgenin, steroid saponin, alkohol dan fenol.  Efektif untuk mengendalikan ulat dan hama penghisap.

8.  Mimba (Azadirachta indica)
Merupakan salah satu tanaman hutan yang termasuk golongan tanaman serba guna (multipurposes tree species) dan tumbuh pada ketinggian 1 m – 1100 m dpl. Pohon ini dapat mencapai ketinggian 10m – 15 m . Bahan aktif yang terkandung dalam tanaman ini antara lain Azadirachtin (C35H44O16) meliantriol, selanin dan nimbin. Bahan aktiv ini terdapat disemua bagian tanaman dan paling tinggi dibagian biji sebesar 35 % - 45 %. Pembuatan insektisida dapat dilakukan secara sederhana yaitu dengan menghaluskan daun dan biji mimba lalu mencampur dengan 10- 20 liter air dan di biarkan selama 24 jam. Formula ini dapat dipakai untuk menyemprot hama dan jamur yang menyerang tanaman persemaian seluas 2000 m2. Apabila tidak ada hujan lebat perlakuan ini dapat bertahan selama 2 minggu. Insektisida ini tidak dapat membunuh serangga secara cepat, tapi berpengaruh terhadap daya makan, pertumbuhan, daya reproduksi, proses pergantian kulit, hambatan proses pembentukan serangga dewasa yang menghambat perkawinan.

9.  Sirsak (Annona muricata) dan Srikaya (A.squamosa)
Buah yang mentah, biji, daun dan akar sirsak mengandung 42%-45% lemak. Anonian dan resin yang dapat bekerja sebagai racun perut dan racun kontak serangga. Ekstrak daun sirsak dapat dimanfaatkan untuk menanggulangi hama belalang dan hama lainnya. Selain itu daun dan bijinya dapat berperan sebagai penolak serangga (repellent) dan penghambat makan (antifeedant) bagi serangga.

10.  Daun Gamal
Daun gamal mengandung Tanin.  Efektif untuk mengendalikan ulat dan hama penghisap. Daun gamal bila ditambah dengan minyak tanah dan detergen akan dapat dipakai sebagai insektisida.  Penggunaan nya harus hati2 karena dengan adanya minyak tanah mengakibatkan tanaman terbakar dan bau bila mendekati panen.

11.  Piretrum (Chrysanthenum cierarianefolium)
Merupakan tumbuhan semak dengan tinggi 20 cm – 70 cm. Bagian tumbuhan yang dapat digunakan sebagai pestisida adalah bunganya dengan bahan aktif berupa piretin dengan kandungan antara 0,73 % - 2,91 %. Tepung bunganya pada konsentrasi 0,5 % (dicampur dengan biji-bijian) dapat untuk mengendalikan hama gudang dalam waktu 24 jam.

12. Babandotan (Ageratum conyzoides)
Babadotan berdaun tunggal, bertangkai, bentuk bulat telur, tepi bergigi, ujung runcing, pangkal membulat, panjang 3-4 cm, lebar 1-2,5 cm, letak berhadapan bersilang dan berwarna hijau. Babandotan merupakan tumbuhan yang berbentuk herba yang banyak tumbuh dikawasan hutan sampai ketinggian 2.100 m dpl. Daun babandotan mengandung senyawa saponin, flavanoid dan palifenol. Untuk pembuatan insektisida, daun dihaluskan dan dicampur dengan pelarut. Cara lain bisa dengan cara mengekstrak dengan mencampur methanol pada konsentrasi 1 %. Insektisida ini sangat efektif untuk mengendalikan larva atau pupa yang banyak menyerang persemaian tanaman hutan, seperti hama kupu kuning pada persemaian sengon atau hama penggerek pucuk pada tanaman mahoni.

13. Saga (Abrus precatorius)
Merupakan tanaman perdu memanjat yang banyak tumbuh di tempat dengan ketinggian 1 m – 1000 m dpl. Batang kecil dengan tinggi pohon mencapai 2 – 5 m. Biji saga mengandung bahan aktif insektisida berupa tanin dan toksabulmin. Dengan menumbuk biji menjadi tepung terigu konsentrasi 5 % dapat digunakan untuk mengendalikan hama gudang selama 3 bulan.

14.Mindi (Melia Azedarch)
Merupakan salah satu tanaman hutan yang termasuk golongan tanaman serba guna dan terdapat banyak pada ketinggian 1-100 m dpl. Mindi merupakan pohon, bercabang dan tinggi mencapai 20 meter. Bahan aktif yang terdapat dalam kandungan bagian tanaman mindi sama dengan yang terdapat pada mimba. Pembuatan insektisida dapat dilakukan dengan merendam 150 gram pucuk segar dalam 1 liter air selama 24 jam. Saringan air rendaman disemprotkan ke tempat pembibitan yang terserang hama. Bijinya yang dilarutkan dengan air ditambah sedikit deterjen juga dapat digunakan untuk mengendalikan hama yang menyerang persemaian atau tamana muda di lapangan.
15.Mahoni (Swietenia spp)
Selain kayunya buah mahoni juga mengandung senyawa yang mirip dengan BHC (Butane Hexane Chlor) sebesar 0,005 ppm. Senyawa BHC atau nama barunya HCH (Hexa Chlorosiclo Hexana) merupakan insektisida organoklorida yang bersifat racun perut dan racun pernapasan. Pembuatan insektisida dari buah mahoni dengan jalan merendam 150 gram biji mahoni dalam 1 liter air selama 24 jam. Insektisida nabati ini dapat digunakan untuk mengendalikan hama kupu kuning dan ulat kantong yang banyak menyerang persemaian dan tanaman muda sengon

16.Akar Tuba (Derris elliptica)
Akar Tuba merupakan tumbuhan berkayu memanjat (liana) memiliki  7 – 15 pasang daun pada tiap rantingnya. Tanaman Akar Tuba ini memiliki  daun muda berambut kaku pada kedua permukaannya. Dibagian bawah daun diliputi oleh bulu lembut berwarna perang. Batangnya merambat dengan ketinggian hingga 10 meter. Ranting-ranting Tuba tua berwarna kecoklatan. Bagian tanaman yang digunakan adalah akarnya. Akar dipotong-potong dan ditumbuk kemudian direndam air selama 24 jam. Tanaman Tuba merupakan penghasil bahan beracun yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama serangga, baik di luar ruangan maupun di dalam ruangan. Bahan utama yang terkandung dalam akar tuba adalah Rotenon. Bahan aktif lain yang terdapat pada akar tanaman Tuba adalah Deguelin, Elliptone dan Toxicarol. Akar Tuba memiliki spektrum yang luas. Beberapa serangga target yang bisa dikendalikan dengan akar Tuba adalah serangga Lepidoptera, larv Coleoptera,  Aphis, nyamuk, Coccus viridis dan Myzus persicae.

17.    Bitung/Hutung
(Barringtonia acutangula BL.)
Biji langsung dapat digunakan sebagai pestisida nabati dengan mencampurnya dengan pelarut atau dikeringkan terlebih dulu kemudian dibuat tepung. Biji Bitung mengandung saponin dan triterpenoids. Biji Bitung yang diekstrak mampu menghambat pertumbuhan larva Crucila trifenestrata sebesar 35% dan mampu mempengaruhi fekunditas (produksi telur) serangga sekitar 60%. Tepung biji Bitung yang dicampurkan ke dalam tepung terigu pada konsentrasi 10% mampu menolak populasi serangga Sitophilus sp sampai dengan 80% dan membunuh 60% populasi serangga Sitophilus sp.

Sumber :
Kardinan, A. 2000. Pestisida Nabati Ramuan & Aplikasi. Penebar Swadaya. Jakarta.
Novizan, Ir. 2004. Membuat dan Memenfaatkan Pestisida Ramah Lingkungan. Kanisius. Yogyakarta